top of page
  • Gambar penulisIrvan Irawan Jie

Mastering - Used to be


Ketika kecil saya memiliki sebuah perangkat SEGA Genesis 32x yang dibelikan oleh orang tua saya sebagai hadiah kenaikan kelas. Saya sudah lupa saat itu kelas berapa, sepertinya kelas enam SD. Sebuah memori yang indah bermain dengan SEGA tersebut dimana beberapa anak-anak tetangga juga memiliki perangkat yang sama. Kami sering bertukar game, karena game pada saat itu sangat mahal. Saya baru mendapatkan sebuah game baru setiap kali selesai ulangan umum di sekolah, sehingga bertukar game menjadi sebuah pilihan cerdas pada saat itu.


Ada beberapa game yang sangat berkesan bagi saya. Game-game yang menghabiskan waktu masa remaja saya di depan televisi. Saya masih ingat betul perasaan menyenangkan yang saya rasakan ketika bermain game tersebut sampai larut malam. Baik itu bermain sendiri atau bermain bersama teman-teman saya. Nostalgia akan kebahagiaan masa itu masih terkenang sampai sekarang. Bahkan beberapa kali saya berharap bisa kembali ke masa tersebut dimana segala sesuatunya terasa menyenangkan. Saya baru berhenti bermain SEGA ketika perangkat tersebut rusak dan akhirnya digantikan oleh sebuah komputer.


Beberapa hari lalu, saya menemukan kembali game-game tersebut yang sekarang bisa ditemukan dan dibeli dari tempat penjualan game online. Saya sungguh senang, karena sekarang saya bisa menikmati kembali memori dan nostalgia indah tersebut. Sehingga saya membeli game-game tersebut dan akhirnya memainkannya di layar komputer saya. Tetapi ketika memainkannya, saya sangat kecewa. Karena ternyata game yang menyenangkan saat remaja, sudah tidak lagi terlalu menyenangkan saat ini. Hanya ada beberapa game saja yang masih bisa saya nikmati.


Saat ini sudah berbeda dengan masa itu, masa itu saya tidak memiliki referensi game-game yang jauh lebih menyenangkan dan menstimulasi pikiran dewasa saya. Saat itu, game-game itulah yang saya tahu. Referensi saya saat ini sudah jauh lebih kaya dan lebih rumit daripada ketika saya masih remaja. Walaupun saya menikmati nostalgianya, tetapi saya tidak menikmati memainkannya. Rasanya sudah berbeda. Sesuatu yang menyenangkan di zamannya, sekarang sudah tergantikan degan apa yang dialami di zaman sekarang.


Saya tidak dapat lagi menggunakan referensi di masa lalu untuk apa yang saya kerjakan di saat ini. Sama halnya dengan apa yang saya alami dalam hidup saat ini, saya tidak dapat lagi menggunakan referensi dan perilaku di masa lalu untuk menyelesaikan masalah-masalah saya. Referensi dan perilaku tersebut memang pernah menyelesaikan masalah, tetapi sekarang sudah berbeda. Yang bisa saya lakukan adalah belajar dari referensi tersebut lalu menambahkan pemikiran dan konteks saat ini untuk menciptakan solusi baru. Menjadikan referensi masa lalu sebagai dasar untuk menemukan yang baru.


Sudahkah mengupdate referensi-referensi untuk perilaku yang sekarang kita butuhkan untuk menghadapi masalah-masalah kita?


To your highest and masterful self,

Irvan Irawan Jie

Neuro-Semantics Trainer

Associate Certified Meta-Coach

0 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page