Irvan Irawan Jie
Mastering - Toast

Apa yang dapat dipelajari dari roti panggang dengan coklat ceres di tengahnya. Ternyata banyak. Pertama rotinya, roti yang tadinya lembut dan lembek menjadi garing ketika ditaruh di dalam panggangan atau ketika di atas panci panas. Pelajaran yang dapat diambil adalah, hidup saya akan menjadi lembek apabila tidak ada panas / tantangan di dalamnya. Untuk menjadikan hidup saya garing dan dapat dinikmati maka kita perlu tantangan yang pas dengan kemampuan saya.
Apabila tantangan / panasnya lebih dari pada kemampuan roti itu menahannya, maka roti itu akan menjadi gosong dan pahit. Tentu saya tidak mau hidup saya menjadi pahit karena tantangan yang diterima begitu besar dan diluar dari kemampuan saya. Kunci untuk memiliki roti yang garing, renyah dan nikmat adalah panasnya pas sesuai dengan kemampuan roti itu untuk menahannya. Oleh karena itu sadar diri dan carilah tantangan yang memang mampu ditangani, atau apabila tantangannya terlalu besar, maka tambah kemampuan dan kapasitas untuk menahannya.
Sekarang dengan coklatnya. Coklat ceres selalu ditaruh di tengah sehingga nanti ketika lumer, coklatnya akan menjadi teman luar biasa dari roti garing yang diluarnya. Dari sini saya belajar bahwa setiap manusia memiliki inti yang manis. Terkadang panas yang berlebihan saja yang menjadikan bukan hanya luarnya pahit, tetapi juga dalamnya. Walaupun pahit, coklat di tengah tetaplah coklat. Ketika hidup sudah garing dan renyah, maka manisnya coklat dari dalam akan menambah kebahagiaan bagi orang-orang yang menikmatinya.
Keju di luarnya. Kadang saya menambahkan keju di bagian luar roti garingnya, supaya ada layer rasa tambahan berupa keju lumer dan garing yang ada di rotinya. Dari sini saya belajar bahwa teman-teman yang sejati akan bersama dengan saya. Mereka akan "menempel" dalam hidup kita dan menjadikan roti yang garing dan renyah itu menjadi terasa jauh lebih baik. Teman yang baik akan saling melengkapi dan tidak akan meninggalkan saya. Keju yang tidak dapat menempel akhirnya akan kering di panci panas dan tertinggal. Tidak perlu disesalkan karena mereka memang memilih untuk meninggalkan saya.
Segala sesuatu dapat menjadi bahan pelajaran, selama saya mau melihatnya dengan cara yang berbeda. Pelajaran itu pun dapat dibagikan untuk menjadikan hidup saya bukan hanya garing, renyah, nikmat dan manis di dalam, tetapi juga mengenyangkan orang-orang di sekitar saya yang menikmatinya.
To your highest and masterful self,
Irvan Irawan Jie
Neuro-Semantics Trainer
Associate Certified Meta-Coach