Irvan Irawan Jie
Mastering - Thunder

Malam yang sunyi tetiba dihiasi cahaya dari langit, cahaya putih yang begitu terang sebelum suara yang menggelegar memecah keheningan malam. Suara menggelegar terkencang dan terdekat yang pernah saya dengar seumur hidup saya. Saya sontak terbangun, terkaget dan detak jantung dengan otomatis semakin cepat. Keringat dingin keluar dan seketika itu juga stres dan khawatir muncul dengan sendirinya. Perlu waktu sejenak untuk bisa kembali tidur dengan tenang kembali.
Teringat sebuah memori di masa lalu, di masa remaja saya dimana saya baru pertama kali keluar negeri dan mengalami hujan badai besar pertama kalinya. Sama persis seperti malam kemarin, suara menggelegar yang sangat kencang. Hujan yang tiba-tiba besar, bedanya kalau di Jakarta hujannya air, di luar negeri hujannya bongkahan es sebesar kelereng. Rasa kaget, stres dan khawatir yang sama dirasakan kembali.
Namun pada waktu saya remaja saya mengingat samar-samar di balik cahaya terang yang menyilaukan mata dan masuk ke kamar tidur saya pada saat itu memberikan sebuah bayangan. Entah imajinasi saya atau memang ada sesuatu di kamar saya. Dia berdiri tepat di ujung ranjang saya, kehadirannya memberikan ketenangan. Seolah dia ada untuk menjagai saya di tengah sunyinya malam yang berlangsung. Walau malam itu cuaca dingin, tapi kehadirannya memberikan kehangatan yang menyenangkan.
Memori akan sesuatu itu yang membantu saya tidur kembali. Kita tidak akan pernah bisa mengendalikan kapan guntur menggelegar, tetapi kita bisa melihat cahayanya sebelum dia datang. Cuaca mendung yang dapat diamati, badai yang sedang mempersiapkan diri, dan juga angin yang semakin kencang. Kemampuan mengamati itu sudah kita miliki, tinggal bagaimana kita mau menyadarinya atau tidak. Seandainya badai dan guntur datang, biasanya dia akan berlalu dan sesaat setelah semuanya berlalu, semua akan kembali sunyi.
Badai apa yang sedang berlangsung dalam hidup kita? Atau badai apa yang sedang disadari akan datang? Apa pun yang terjadi, setelah badai akan datang masa-masa tenang kembali. Ada yang menjaga kita, sudahkah kita menyadari kehadiranNya dalam menghadapi badai?
To your highest and masterful self,
Irvan Irawan Jie
Neuro-Semantics Trainer
Associate Certified Meta-Coach