Irvan Irawan Jie
Mastering - Storage

Sore itu saya pulang ke rumah dan melihat istri saya tepat di depan pintu untuk menerima pesanan makan malam kami serumah. Begitu masuk rumah ada yang berbeda, rumah menjadi terlihat dan terasa bersih. Ternyata seharian ini selama saya bekerja, istri menghabiskan siangnya untuk membereskan rumah. Belum seluruhnya, tetapi baru saja menyelesaikan membereskan lemari yang memisahkan antara ruang tamu dan ruang keluarga kami.
Lemari itu sudah menjadi tempat penyimpanan berbagai barang, mulai dari yang penting sampai yang tidak penting. Di dalam lemari terletak topi-topi sekeluarga apabila ingin keluar rumah, pajangan mainan LEGO dan yang lainnya, kertas-kertas tagihan bulanan, foto-foto keluarga dan anak-anak ketika kecil baik yang dibingkai maupun hanya di tempel di kacanya, di situ juga ada kertas-kertas pekerjaan istri saya, hasil kreasi anak-anak dari sejak kecil, dan bahkan di bawah lemarinya ada panci baru, pisau baru, lampu bohlam baru, dan berbagai benda-benda dapur cadangan lainnya.
Malam hari ketika mau tidur, istri baru bercerita. Hari ini dia mulai membersihkan lemari itu sampai selesai memakan waktu hampir lima jam. Untuk membersihkan hanya satu lemari. Begitu banyak debu yang terkumpul dari tempat-tempat yang selama ini jarang terlihat. Satu per satu dipilah dan dibersihkan. Karena setiap barang ada memorinya, maka sebuah tantangan besar untuk membuang yang sudah tidak lagi digunakan. Akhirnya setelah dibersihkan, satu per satu perlu disusun kembali ke tempatnya.
Seandainya otak kita adalah sebuah lemari, lemari itu pasti sangat besar agar dapat menampung semua ingatan masa lalu kita. Ada yang digunakan setiap hari sehingga selalu terlihat dan ada juga yang sudah lama tidak digunakan sehingga berdebu. Ada yang baru, ada yang sering digunakan dan ada juga barang-barang yang terlupakan. Yang terlupakan juga ada yang masih berguna dan sisanya adalah sampah-sampah yang perlu dibuang tetapi masih saja disimpan. Apabila membersihkan lemari yang lebar dan tingginya dua meter saja butuh empat jam, bagaimana dengan memori kita?
Sudahkah melakukan pemeriksaan terhadap lemari ingatan kita dan membersihkan hal-hal yang perlu dibersihkan dan membuang hal-hal yang perlu dibuang? Tidak semua yang diingat berguna, jangan-jangan selama ini kita menggunakan ingatan yang sudah usang, berdebu dan sudah saatnya dibuang atau diganti dengan yang baru.
To your highest and masterful self,
Irvan Irawan Jie
Neuro-Semantics Trainer
Associate Certified Meta-Coach