Irvan Irawan Jie
Mastering - Steering

Saya ingat pertama kali saya belajar menyetir mobil, saya belajar bersama seseorang dari tempat belajar menyetir. Lilik namanya, seorang pria yang sudah berumur lebih dari empat puluh tahun. Dari wajahnya sudah kelihatan bahwa Lilik ini adalah orang yang cuek, galak dan tidak peduli dengan kepuasan pelanggan. Bagi saya saat itu yang berumur tujuh belas tahun, tugasnya adalah menyiksa para calon pengemudi dengan membawa saya ke tempat yang macet dan ramai.
Pelajaran pertama yang diberikan adalah tentang setir mobil, bahwa saya tidak boleh melepaskan tangan saya dari setir mobil dan pandangan selalu tertuju ke arah mobil ini akan mengarah. Baru setelah itu pelajaran kedua tentang kopling, gas dan rem. Di hari pertama belajar dia langsung meminta saya untuk mengemudikan Kijang kotak jaman dahulu yang memang digunakan untuk latihan menyetir mobil. Hari pertama adalah tentang kendali mobil dan membiasakan bagaimana setir dan mobilnya bereaksi terhadap gerakan saya.
Sebuah mobil tanpa setirnya sangat membahayakan bukan hanya mobil itu sendiri tetapi mobil-mobil lain di sekitarnya. Begitu juga mobil yang setirnya tidak terkalibrasi dengan baik, jumlah putaran yang diperlukan dengan besar gerakkan roda yang tidak sama akan membingungkan pengemudinya. Apalagi pada zaman itu mobil Kijang kotak itu tidak dilengkapi dengan Power Steering, dibutuhkan usaha ekstra keras untuk mengemudikannya. Kecelakaan bisa saja terjadi karena pengemudinya kehilangan kendali atas mobilnya atau tidak terbiasa dengan setirnya.
Mobil saya butuh di setir, bagaimana dengan hidup kita sehari-hari? Siapa yang menjadi pengemudinya? Kebanyakan dari kita dapat dengan cepat menjawab bahwa saya lah pengemudi kehidupan saya. Apakah benar? Jangan-jangan jawaban "saya" itu hanyalah sekedar pengetahuan yang tidak benar-benar disadari atau bahkan dilakukan. Jangan biarkan arah kendali hidup kita menuju kepada bahaya diri kita sendiri, apalagi orang-orang di sekitar kita.
Selama kita menjadi korban keadaan dan menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi dalam hidup kita, bisa jadi kita belum mengendalikan hidup kita sepenuhnya. Apa yang perlu kita lakukan untuk benar-benar mengendalikan dan menyetir hidup kita?
To your highest and masterful self,
Irvan Irawan Jie
Neuro-Semantics Trainer
Associate Certified Meta-Coach