Irvan Irawan Jie
Mastering - Sharpness

Saya baru tahu bahwa untuk mengasah pisau, ternyata ada seninya. Mulai dari cara yang paling mudah menggunakan alat murahan, sampai kepada batu khusus yang memang digunakan untuk mengasah pisau. Saya mengetahui ini ketika menonton sebuah film dokumenter tentang makanan Jepang dan pisaunya. Pisau yang tajam adalah sebuah alat yang sangat penting bagi seorang koki sushi.
Bagaimana sebuah pisau dibuat dan dibentuk dari besi yang ditempa dan dipanaskan. Semakin banyak lipatan besi dan tempaan yang dimiliki, maka semakin kuat besi pisau tersebut. Tahap terakhir setelah semuanya jadi adalah dengan mengasahnya. Pisau belum bisa dibilang sebuah pisau sebelum dia diasah.
Sebuah pisau yang belum diasah, maka dia baru saja menjadi sebuah besi yang berbentuk pisau. Sebuah pisau yang tidak bisa memotong hanyalah sebuah besi yang memiliki gagang kayu. Sebuah pisau yang tidak tajam tidak akan bisa digunakan sebagaimana dia diciptakan. Akhirnya dia menjadi sia-sia dan tidak berguna.
Selama bekerja dan beraktivitas sehari-hari, setiap dari kita memiliki kemampuan yang perlu dilakukan. Karena setiap kemampuan semakin diasah maka akan semakin tajam dan semakin efektif. Kemampuan yang sudah lama tidak dilakukan, maka akan menjadi semakin tumpul. Hal ini berlaku bagi semua kemampuan yang sudah dan akan kita miliki.
Sudahkah kita menajamkan kemampuan kita untuk bisa melakukan pekerjaan kita secara efektif dan efisien? Sudahkah menjaga diri kita untuk terus menajamkan kemampuan kita?
To your highest and masterful self,
Irvan Irawan Jie
Neuro-Semantics Trainer
Associate Certified Meta-Coach