Irvan Irawan Jie
Mastering - Screwed Plan

Mengutak ngatik komputer saya dari pagi tidak membuat masalah saya beres. Rencana saya sudah sangat jelas, saya akan menyelesaikan pembangunan website saya hari ini setelah diajarkan oleh teman yang baik, mas Dwi Shaharyar Kishan. Saya menakar kemampuan saya lebih besar daripada yang sebenarnya. Saya menganggap dengan kemampuan saya, membuat sebuah website akan sangat mudah. Pengalaman membuat website sudah saya lakukan sejak kuliah tahun 2001 di kelas pengenalan teknologi informasi.
Rencana saya tidak berjalan dengan mulus, sampai dengan malam segala sesuatunya tidak berjalan sesuai dengan rencana. Ternyata saya belum mampu menggunakan alat untuk membangun website tersebut. Saya belum punya pengalaman yang cukup untuk bisa membangun website dengan platform yang satu ini. Untuk mencari cara menambah tulisan dalam sebuah gambar saja, saya perlu mencarinya terlebih dahulu di Youtube. Belajar perlahan-lahan seperti seorang newbie.
Memang kemarin, di tahap itu, saya seorang newbie. Tetapi saya tidak menyadarinya karena saya sedang menggunakan ego saya yang merasa serba mampu. Rencana saya berantakkan karena ego saya. Malam hari saya duduk termenung melihat website yang baru saya tambahkan dua gambar, saya masih belum mengerti bagaimana membangunnya. Hampir saja saya menyerah, berusaha mencari cara paling mudah dan menghindari jalan yang berat, berlatih.
Masa-masa di mana saya sadar bahwa saya tidak bisa, adalah masa-masa paling tidak mengenakkan. Dalam masa-masa ini biasanya saya akan menyerah, karena ego saya tidak sanggup menahan bahwa saya gagal dan merasa bodoh. Pada kenyataannya yang gagal saya, bukanlah diri saya, tetapi rencana saya. Gagal karena saya belum bisa dan belum mampu bukan berarti saya perlu berhenti. Ketika saya berhenti maka saya hanya mundur teratur dari tujuan yang ada dalam rencana saya. Rencana saya ada karena saya punya tujuan yang akan menjadikan saya dan orang-orang di sekitar saya menjadi lebih baik.
Penghalang terbesar saya adalah ego saya, ketika saya berdamai dengannya barulah saya bisa berlatih menggunakan alat yang akan membangun website saya. Dengan berlatih maka saya akan bisa. Setelah itu barulah saya bisa mewujudkan rencana saya, walaupun sekarang belum, tetapi saya tahu saya sedang menuju kesana. Rencana boleh gagal, tetapi saya tetap adalah saya yang berdaya dan hidup akan terus berjalan.
To your highest and masterful self,
Irvan Irawan Jie
Neuro-Semantics Trainer
Associate Certified Meta-Coach