Irvan Irawan Jie
Mastering - Right Way

"Rotinya ternyata gak enak!" Kata istri saya ketika dia mencoba roti baguette yang dibelikan oleh mertua saya. Roti baguette berbeda dengan roti tawar kupas kulit yang sering dibeli oleh tukang roti yang didorong sepeda setiap pagi itu. Roti baguette keras di luar tetapi lembut di dalam. Itu pun apabila sudah lewat hari dibuatnya maka perlu dipanaskan terlebih dahulu untuk dapat dinikmati dengan nikmat.
Saya mempertanyakan kepada istri saya, memangnya kamu makan roti itu pakai apa? Ternyata ketika saya melihatnya, roti itu dioleskan mentega lalu diberikan coklat ceres di atasnya. Tentu saja roti itu tidak cocok untuk anak-anak, karena rotinya lebih alot dan lebih keras untuk anak-anak. Roti baguette cocok untuk dimakan dengan yang gurih dan asin ketimbang dengan yang manis-manis.
Roti baguette punya peruntukkan yang lebih khusus daripada roti putih biasa. Roti baguette cocok untuk dibuat menjadi roti mentega bawang putih, roti lapis Vietnam dan juga dimakan dengan keju dari negara asalnya, Perancis. Karena tidak ada lagi yang mau memakan roti tersebut, saya membeli sekotak keju Brie dari toko online untuk menikmati roti tersebut di pagi hari.
Bisa saja hal-hal tidak mengenakkan di masa lalu yang pernah saya rasakan, karena saya tidak menggunakan cara pemakaian yang benar. Bahkan sampai saat ini pun ketika sudah mengetahui cara yang benarnya saya masih tidak mau mengalaminya kembali karena saya menilai masa sekarang dengan pengalaman salah di masa lalu.
Hal salah dan tidak mengenakan apa yang kita rasakan di masa lalu menghalangi kita untuk mengalami hal yang lebih baik di masa sekarang?
To your highest and masterful self,
Irvan Irawan Jie
Neuro-Semantics Trainer
Associate Certified Meta-Coach