Irvan Irawan Jie
Mastering - Results

Tangisnya dimulai sejak pertanyaan pertama yang saya keluarkan. "Kamu tahu konsekuensinya kan? Karena nilai ulanganmu tidak baik dan perlu remedial, maka kamu tidak bisa main hari ini." Hari itu anak saya yang besar ulangan Bahasa Indonesia secara daring. Nilainya tidak memenuhi syarat kelulusan, maka perlu remedial. Dengan menangis dia menjawab saya "Tapi hari ini sudah janji mau main bersama teman, kalau saya tidak main nanti dimarahi dan tidak ada lagi yang mau berteman dengan saya dan akhirnya saya sendirian."
Hari itu juga ada turnamen game daring yang sedang berlangsung. Dia dan teman-temannya sudah berlatih selama sebulan penuh untuk mengikuti turnamen tersebut. Sedangkan perjanjian apabila ada remedial maka tidak main sudah dimulai sejak awal tahun ajaran baru. "Tapi aku udah belajar sungguh-sungguh, soalnya yang keluar tidak ada di bahan pelajaran dan waktu dijelasin, internet gurunya putus-putus." Protes anak saya.
Sebuah dilema bagi saya, di satu sisi saya ingin anak saya belajar konsekuensi dan di sisi lain saya tidak mau dia kecewa karena hasil latihannya selama sebulan menjadi sia-sia bukan hanya bagi dirinya tapi juga bagi temannya. Saya tahu kemarin anak saya belajar hanya sebentar sedangkan waktunya lebih banyak dihabiskan bermain. Bahkan malam hari pun di hanya membaca bahan ulangannya selama lima belas menit lalu setelah itu latihan bermain selama satu setengah jam.
Tangis kecewanya mulai lebih keras, saya bertahan untuk tidak memberikannya izin main. Ini adalah hasil dari usahanya. Saya bertanya kepada dirinya, apa yang terjadi sehingga nilainya tidak sesuai harapan kelulusan. "Guru nya gak jelas, soalnya tricky dan gak ada di bahan, Bahasa Indonesia nyebelin banget!" jawabnya. Karena semua itu diluar dirinya lalu saya tanyakan lagi dengan tampang lebih serius, "kamu menyalahkan yang diluar diri kamu, apa yang belum kamu lakukan sehingga nilainya tidak sesuai?"
Berpikir sejenak dia lalu menjawab "aku gak belajar sungguh-sungguh, aku gak dengerin sungguh-sungguh dan aku kebanyakan main." Saya bertanya lagi "Lalu lain kali apa yang perlu kamu lakukan?." Jawabnya "Belajar dan mendengarkan sungguh-sungguh dan kurangi mainnya." Pelajaran baik baginya, dia menyadari hasil dari perilakunya dan membawa tanggung jawab atas dirinya sendiri.
Setelah percakapan itu, istri saya dengan kasih sayang keibuannya menawarkan solusi, boleh bermain hari ini hanya di turnamen, dan ditukar dengan besok dia tidak boleh bermain seharian. Karena pelajarannay sudah didapat dan lebih ekologis, maka saya menyetujui.
Hasil apa yang ingin kita capai hari ini? Apa yang perlu dan tidak perlu dilakukan untuk mencapai hasil tersebut?
To your highest and masterful self,
Irvan Irawan Jie
Neuro-Semantics Trainer
Associate Certified Meta-Coach