top of page
  • Gambar penulisIrvan Irawan Jie

Mastering - Replacement


Ketika anak saya yang besar berulang tahun yang pertama kali, neneknya membelikan sebuah mobil mainan berbentuk sedan kabriolet berwarna kuning yang dapat dikendarai dan ditenagai oleh sebuah aki. Mobil listrik untuk anak-anak. Mobil listrik ini perlu di cas semalaman untuk dapat dikendarai selama lima belas menit. Mobil mainan itu tidak dapat dimainkan oleh anak saya sampai dia berumur empat tahun dan kakinya cukup panjang untuk menginjak pedal gasnya.


Setelah dimainkan selama beberapa hari, sama seperti mainan lainnya, anak-anak akan bosan memainkannya selama beberapa bulan. Lalu akan ada suatu saat dimana anak saya ingin memainkannya, dan setiap kali itu terjadi akinya pasti sudah habis dan perlu di cas ulang. Karena proses mengecasnya memakan waktu yang lama dan mainnya hanya sebentar, maka mobil itu jarang dimainkan.


Sampai anak saya yang kedua lahir pun mobil listrik kuning itu masih tersimpan dengan baik. Sama halnya dengan akan saya yang kedua, ketika dia mau memainkan mobil tersebut, akinya pasti belum di cas. Bahkan pertama kali dia mau memainkannya akinya sudah tidak dapat dipakai dan perlu diganti dengan aki yang baru. Setelah diganti aki yang baru, anak saya yang kecil juga hanya memainkannya beberapa kali sebelum dia bosan dan akhirnya tidak memainkannya lagi.


Kemarin anak saya sedang mengambil sepedanya di gudang dan melihat mobil listrik kuning itu diam di pojokkan. Lalu dia bertanya kepada saya, "daddy, can I play that?" dia ingin memainkan mobil listrik kuning itu. Lalu dengan santai saya menjawabnya bahwa akinya pasti sudah rusak dan tidak dapat dimainkan. Dengan enteng dia berkata "Udah tahu akinya rusak, kalau udah rusak kenapa gak diganti?."


Seperti pikiran saya, terkadang saya tahu pikiran saya tidak berguna dan merusak perasaan, perkataan dan perilaku saya. Tetapi saya kerap kembali kepada pikiran-pikiran tersebut. Seorang anak kecil saja tahu sesuatu yang "rusak" perlu diganti, mengapa saya tidak mengganti saja pikiran saya? walaupun saya tahu pikiran itu tidak berguna dan "rusak", mengapa tidak saya ganti saja pikirannya? Toh ini pikiran saya sendiri dan saya yang mengendalikannya.


To your highest and masterful self,

Irvan Irawan Jie

www.irvanjie.com

Neuro-Semantics Trainer

Associate Certified Meta-Coach

8 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page