Mastering - Rain
Kemarin sore, setelah sekian lama hujan turun di daerah rumah kami untuk pertama kalinya. Hujan rintik-rintik yang menyebabkan rutinitas anak saya bermain di luar rumah terganggu. Setelah selama beberapa hari dia bermain bersama teman-teman barunya di luar rumah, kemarin dia perlu diam di rumah dan menunggu hujan yang tidak kunjung berhenti sampai malam. Beberapa kali dia mengatakan dia sangat bosan walaupun banyak juga mainan yang dimilikinya di dalam rumah.
Di tengah penantiannya dia teringat sebuah lagu "Rain, Rain Go Away" lagu anak-anak yang menggambarkan keinginan seorang anak bermain di luar dan meminta hujan untuk segera pergi agar dia bisa bermain kembali. Walaupun dinyanyikan berkali-kali tetapi hujan tetap turun dan tidak juga berhenti bahkan sampai malam hari. Bagi saya hujan adalah berkah karena suasana lingkungan rumah menjadi lebih sejuk dan tidur lebih nyenyak.
Tetapi bagi seorang anak yang ingin bermain, hujan menjadi sebuah cobaan dan tantangan yang besar. Keinginan untuk bermain lebih kuat daripada keinginan udara sejuk dan tidur yang nyenyak. Anak-anak juga bisa fokus untuk memperoleh apa yang diinginkannya dan tidak menghiraukan hal lainnya. Semoga saja hari ini hujan tidak turun sampai sore, karena pagi ini hujan rintik-rintik masih menemani sang surya yang tertutup awan mendung.
Suka ataupun tidak, mau ataupun tidak, hujan akan selalu turun. Walaupun kehidupan kita kemarin masih cerah-cerah saja, tetapi ada waktunya dimana cuaca akan berubah mendung tanpa disadari dan tanpa direncanakan. Waktunya turun hujan pun tidak bisa diatur, terkadang cuaca mendung dapat berubah cerah kembali dan terkadang bisa saja cuaca mendung berubah menjadi badai hidup. Dalam cuaca apa pun yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapinya.
Sikap apa yang diperlukan dalam menghadapi cuaca mendung dan hujan badai kehidupan? Pasrah menunggu atau bermain di dalam?
To your highest and masterful self,
Irvan Irawan Jie
Neuro-Semantics Trainer
Associate Certified Meta-Coach