top of page
  • Gambar penulisIrvan Irawan Jie

Mastering - Rain


Hujan rintik-rintik di pagi hari adalah sesuatu yang menyenangkan. Hujan membuat hawa menjadi lebih sejuk di Jakarta. Bagi yang tinggal di luar Jakarta mungkin udaranya sudah sejuk setiap saat. Tetapi di Jakarta, kami membutuhkan keajaiban air yang turun dari langit untuk merasakan kesejukan. Hujan juga menjadikan suasana lebih romantis dan membuat saya tidak perlu menyiram tanaman di pagi hari. Begitu banyak fungsi hujan bagi rumah saya.


Hujan besar yang terjadi, bukan hanya menjadikan rumah sejuk dengan angin sepoi-sepoinya, tetapi juga memberi tahu saya tentang genting rumah saya yang sudah perlu diganti karena bocor. Hujan besar juga tidak akan terdengar seperti bunyi rintik-rintik, tetapi bunyi gemuruhnya yang menerpa genting rumah saya bisa sampai memekakkan telinga. Membuat percakapan di rumah atau di telepon sesuatu yang tidak begitu efektif. Belum lagi angin kencangnya yang menyebabkan tempias di pekarangan belakang rumah saya sampai kepada meja makan.


Hujan seperti badai yang terjadi di rumah bahkan akan lebih dari pada itu. Hujan badai seperti kemarin yang terjadi di rumah saya akan memenuhi juga saluran air di depan rumah. Karena saluran air sudah mulai penuh, maka airnya mengalir ke jalan dan menggenangi jalanan. Hujan badai juga akan mengguncang-guncangkan tanaman kecil di pekarang rumah yang apabila diterjang terus bisa saja kehilangan hidupnya. Hujan badai punya potensi merusak.


Satu fenomena yang terjadi, ketika berbeda konteks dan intensitas maka bisa menjadikan perasaan yang berbeda dalam hati saya. Kejadian yang tadinya menyenangkan apabila dilakukan terus menerus bisa menjadi sesuatu yang menyakitkan. Begitulah kebahagiaan, kebahagiaan adalah sesuatu yang terjadi pada diri kita. Lalu kita memaknainya sebagai sebuah kenikmatan. Terlalu banyak kenikmatan, maka bisa menyebabkan kita merasa cukup, muak atau bahkan sakit.


Karena itu saya belajar untuk berbahagia sesuai dengan konteks. Menikmati apa yang terjadi dan di dalam diri saya mencukupkan diri dalam kenikmatan yang saya rasakan. Menyadari bahwa kebahagiaan yang terjadi dalam diri saya karena hal-hal di luar diri saya akan terjadi lagi di masa depan. Terlebih penting adalah bagaimana saya bisa mensyukuri apa yang terjadi sekarang, apapun intensitasnya.


To your highest and masterful self,

Irvan Irawan Jie

www.irvanjie.com

Neuro-Semantics Trainer

Associate Certified Meta-Coach

8 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page