top of page
  • Gambar penulisIrvan Irawan Jie

Mastering - Priorities


Pagi ini saya sudah mempersiapkan diri untuk bangun lebih pagi lagi dari pada biasanya. Biasanya saya bangun jam tujuh pagi. Kemarin malam saya meniatkan untuk bangun jam lima pagi. Karena sebuah niat yang spesial. Sebuah niat yang bisa mengharmoniskan rumah tangga saya. Sebuah niat yang berhubungan erat dengan kemauan istri saya. Sebuah niat yang akan menyehatkan bukan hanya fisik tapi juga rohani kami.


Istri saya sedang mempunyai sebuah inisiatif untuk bangun pagi pukul setengah enam untuk berjalan keliling komplek. Niat saya adalah menemani istri saya dalam melakukan olahraganya. Karena saya menyayangi istri saya, maka saya mau mendampinginya. Malam-malam saya sudah tidur lebih cepat dari biasanya. Salahnya saya adalah saya tidak menyalakan alarm untuk membangunkan diri saya. Saya meminta istri saya untuk membangunkan saya ketika dia sudah siap.


Ternyata jam lima pagi, saya tidak bangun dan istri saya juga tidak membangunkan saya. Karena dia menyayangi saya, dia tidak membangunkan saya. Bagi dia kasihan membangunkan orang yang sedang pulas tertidur walaupun saya sudah mengizinkan dia untuk membangunkan saya pagi tadi. Akhirnya saya tetap tertidur dan bangun seperti biasa di jam alarm saya berbunyi jam tujuh pagi. Saya terbangun kaget dan mengira bahwa istri saya tidak jadi bangun dan berjalan pagi.


Ketika dia masuk ke kamar, ternyata tadi pagi dia sudah berjalan pagi. Di satu sisi saya menyesal kenapa saya tidak bangun, tetapi di sisi lain saya senang bisa tidur lebih lama. Ternyata prioritas saya masih belum sepenuhnya kepada istri saya, tetapi prioritas saya masih ada juga untuk diri saya sendiri. Pilihan yang saya ambil untuk tidak menyalakan alarm ternyata didasari untuk keinginan saya tidur lebih lama. Dan seperitnya istri saya juga menyadari prioritas itu sehingga dia tidak membangunkan saya.


Setiap dari kita memiliki pilihan untuk melakukan apapun, pilihan itu didasari oleh prioritas-prioritas kita. Apabila sebuah perkataan dan perilaku tidak selaras atau sesuai, maka data yang paling akurat adalah dari perliakunya. Sudahkah kita berperilaku sesuai dengan prioritas hidup kita?


To your highest and masterful self,

Irvan Irawan Jie

www.irvanjie.com

Neuro-Semantics Trainer

Associate Certified Meta-Coach

8 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page