top of page
  • Gambar penulisIrvan Irawan Jie

Mastering - Presence


"Daddy, gigi dede udah mau copot, tapi gak copot-copot" keluh anak saya yang kecil. Saya melihat memang giginya sudah sangat goyang dan bahkan gigi barunya sudah mulai muncul. Beberapa bulan lalu mereka memang sudah diberitahu oleh dokter gigi di sekolah secara daring bahwa gigi kecil mereka akan tanggal satu per satu. Bahkan sudah dijelaskan bahwa akan ada rasa sakit sedikit ketika hal itu terjadi.


Saya menerangkan kembali kepada anak saya bahwa, kalau mau lebih nyaman dia perlu mencabutnya sendiri karena dia yang bisa merasakan sakit atau tidaknya. Apabila saya yang mencabut, maka bisa jadi malah lebih sakit. Walau begitu namanya anak-anak, ada rasa takut di dalam dirinya untuk mencabutnya sendiri. Dengan begitu opsi kedua yang saya tawarkan adalah pergi ke dokter gigi untuk dicabut.


Setelah mendengar opsi ke dokter gigi, dia langsung menangis dan berjanji akan mencabutnya sendiri. Ini membuat saya heran, karena terakhir kali ke dokter gigi dia sangat berani dan bahkan menurut saya, dia menikmatinya karena gigi yang berlubang dan sakit bisa ditambal. Setelah saya tanyakan kepadanya, ternyata pada saat di tambal itu dia merasakan sakit dan nyeri pada gigi bolongnya dan dihubungkan dengan dokter giginya. Dia menganggap bahwa kalau ke dokter gigi akan sama sakitnya seperti ketika giginya dibersihkan dengan bor gigi.


Dalam hidup ada orang-orang yang memang perlu saya temui, tetapi saat itu tidak saya tunggu-tunggu, saya bahkan malas dan merasa lebih baik apabila tidak bertemu. Ini karena berbicara dengan mereka, tidak terlalu membuahkan hasil, sia-sia, tidak berguna, dijatuhkan, disakiti atau bahkan dihakimi. Walaupun mereka adalah orang-orang yang niatnya baik, tetapi kehadirannya tidak didamba-dambakan. Saya sendiri pun bisa jadi menjadi seorang yang seperti itu di mata beberapa orang yang saya kenal.


Sudahkah memeriksa diri sendiri, apakah kita orang-orang yang kehadirannya didambakan oleh orang lain? Atau sebaliknya? Apabila sebaliknya, apa yang dapat kita ubah dalam diri kita sehingga kehadiran kita bisa membawa kebahagiaan dan membangun orang lain di sekitar kita?


To your highest and masterful self,

Irvan Irawan Jie

www.irvanjie.com

Neuro-Semantics Trainer

Associate Certified Meta-Coach

2 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page