Irvan Irawan Jie
Mastering - Obstacles

Sebuah kerucut lalu lintas berwarna oranye dan kuning itu berada di pinggir jalan. Tidak ada satu pun orang yang berhenti dari perjalanan mobilnya untuk mengambil atau membersihkan kerucut lalu lintas tersebut. Hal ini karena kerucut tersebut memang sudah rusak dan tidak berbentuk. Saya melihatnya hanya karena saya sedang berjalan di sisi jalan yang terdekat dengan kerucut tersebut.
Seandainya saja kerucut itu berada di tengah jalan dalam keadaan bagus, maka semua orang pasti akan menghindarinya. Kita akan menghindari kerucut lalu lintas yang bagus karena bisa saja kerucut tersebut menandakan adanya bahaya yang perlu kita hati-hatikan. Apabila kita mengabaikan kerucut lalu lintas bagus yang ada di tengah jalan, kemungkinan bisa jadi kita yang mengalami kecelakaan.
Kerucut lalu lintas memiliki fungsinya sendiri, dia menandakan pengendara untuk berhati-hati. Sedangkan kerucut lalu lintas yang rusak sudah kehilangan fungsinya dan sebaiknya dibuang saja daripada membahayakan orang lain. Bisa saja kerucut yang saya lihat di pinggir jalan tersebut adalah kerucut yang memang sudah dibuang oleh petugas jalan raya dan tinggal menunggu pemungut sampah untuk membuangnya.
Perjalanan hidup kita saat ini bisa saja memiliki halangan dan rintangan yang menandakan bahwa kita perlu lebih perlahan dan berhati-hati dalam berjalan maju. Selama halangan tersebut berguna, maka berhati-hatilah. Tetapi apabila halangan tersebut sudah kita lewati dan tidak ada lagi artinya, maka halangan tersebut sudah saatnya kita pinggirkan dan buang tanpa perlu dilihat apalagi diingat-ingat lagi. Biarkan pemungut sampah yang mengambil dan membuangnya.
Halangan-halangan apa yang sudah pernah kita lewati dan perlu sekarang kita singkirkan dari bayangan hidup kita? Apakah ini saatnya menaruh halangan-halangan tersebut di pinggir jalan untuk dilupakan?
To your highest and masterful self,
Irvan Irawan Jie
Neuro-Semantics Trainer
Associate Certified Meta-Coach