Irvan Irawan Jie
Mastering - Muscle

Pagi ini saya bangun dengan otot-otot yang sakit. Kemarin saya setelah sekian lama tidak berolahraga mengangkat beban, saya melakukannya lagi. Di hotel tempat pelatihan saya ada sebuah tempat olahraga yang cukup lengkap dan bersih. Ditambah juga untuk menjaga level energi saya sepanjang pelatihan, maka saya memutuskan untuk berolahraga mengangkat beban lagi kemarin pagi. Saya memilih mengangkat barbel untuk melatih pundak bagian atas saya.
Saya menyangka bahwa otot-otot saya masih sama kuatnya seperti ketika saya rutin berolahraga mengangkat beban. Setelah pemanasan dengan berjalan cepat sekitar tiga puluh menit, saya langsung mengangkat beban. Beban yang saya pakai juga adalah beban yang biasa saya pakai dulu sebelum saya berhenti berolahraga selama pandemi. Pada awalnya saya merasa bahwa beban ini terasa lebih berat dari sebelumnya, tetapi saya menyangka bahwa ini hanya karena belum biasa saja.
Akhirnya saya memaksa otot saya untuk bekerja keras dalam mengangkat beban tersebut. Biasa saya mengangkat beban tersebut dengan lima kali pengulangan masing-masing sepuluh kali. Tetapi kemarin pagi pada pengulangan ketiga saja, saya sudah merasa kepayahan untuk mengangkatnya. Pundak saya juga terasa lelah dan seperti tidak ada lagi tenaga untuk mengangkat barbelnya. Alhasil setelah pengulangan ketiga saya berhenti mengangkatnya sejenak dan berusaha kembali setelah beberapa saat.
Walaupun saya berhasil mengangkat beban tersebut dalam lima kali pengulangan, tetapi sekarang saya merasakan sakitnya otot-otot saya. Memang saya dulu biasa mengangkat beban dengan berat yang sama, tetapi ketika tidak dilatih, maka kemampuan otot menurun dan menjadi lebih lemah daripada sebelumnya. Sama halnya dengan kemampuan-kemampuan kita di masa lalu. Walaupun dulu kita merasa bahwa saya cukup ahli dalam melakukan sesuatu, ketika kita berhenti melakukannya setelah sekian lama tentu kemampuan itu sudah menurun.
Kemampuan apa yang saat ini perlu dilatih kembali untuk mengembalikan keahlian dalam melakukannya sama seperti masa lalu? Bagaimana caranya kita dapat melatihnya supaya tidak terasa menyakitkan tetapi dilakukan dengan kebahagiaan?
To your highest and masterful self,
Irvan Irawan Jie
Neuro-Semantics Trainer
Associate Certified Meta-Coach