Irvan Irawan Jie
Mastering - Mothering

Ketika lapar, seorang ibu walaupun tubuhnya sudah lelah akan dengan sukarela mencarikan anaknya makanan. Ketika anaknya sakit, seorang ibu adalah orang yang paling khawaitr dan setia menjaga anaknya sampai sembuh. Ketika anaknya berhasil, seorang ibu adalah orang pertama yang meneteskan air mata penuh kebangaan atas pencapaian anaknya. Ketika anaknya jatuh, seorang ibu adalah orang pertama yang berbegas menenangkan dan membantu anaknya bangkit kembali.
Ketika melahirkan seorang anak, seseorang menjadi ibu. Tetapi menjadi ibu bukanlah sebuah status, melainkan sebuah peran. Seorang ibu tugasnya adalah mengasuh, menyayangi dan memelihara anaknya. Dengan kasih sayang seorang ibu rela berkorban bagi anak-anaknya. Terlepas berapapun usia anak-anaknya. Bagi seorang ibu, anak adalah anak. Bahkan bagi yang tidak pernah melahirkan pun, seseorang dapat berperan sebagai seorang ibu selama dia memilih dan memutuskan untuk menjalankan perannya.
Peran utama seorang ibu berpusat pada mengasuh seorang anak dengan kasih sayang dan kelembutan. Bagi seorang ibu yang sudah tidak lagi memiliki pendamping, maka peranya bertambah lagi untuk menunjukkan kekuatan, perlindungan dan menciptakan batasan-batasan bagi anak-anaknya.
Seorang anak ketika lahir tidak dapat memisahkan identitasnya dengan ibunya. Sampai seorang anak menemukan identitasnya sendiri sebagai manusia yang terpisah dengan ibunya. Karena ibu yang paling banyak berinteraksi dengan anak yang baru lahir, maka identitas seorang anak di permulaannya akan terbentuk karena kasih sayang ibunya. Kasih sayang yang terbawa sampai dewasa nantinya. Bahkan ketika anaknya sudah memiliki keluarganya sendiri.
Dengan keadaan saat ini, peran seorang ibu begitu penting untuk membentuk generasi-generasi masa depan yang lebih baik. Sudahkah menghargai peran ibu-ibu yang ada di dalam kehidupan kita?
To your highest and masterful self,
Irvan Irawan Jie
Neuro-Semantics Trainer
Associate Certified Meta-Coach