Irvan Irawan Jie
Mastering - Memory

"Ko, si Lili ada di rumah gak? udah dicari-cari tapi gak ketemu nih." Adik saya menanyakan kabar si Lili. "Bukannya tadi udah di bawa sama kamu?" tanya saya kembali. Jawaban berikutnya mengejutkan, "iya, tadi ikut, tapi sekarang kok dicari-cari gak ada ya.... apa jatuh di jalan waktu tadi turunin barang ya?" Gawat pikir saya, LIli adalah boneka barbie kesayangan anak saya yang keci. Menurut anak saya yang kecil, Lili adalah boneka Barbie yang paling cantik yang dia punya.
Kemarin si Lili dipinjamkan kepada adik saya untuk dibuatkan menjadi sebuah kue ulang tahun anak saya minggu depan. Harapan akan melihat Lili di kue ulang tahunnya akan pupus dan betapa kecewanya dia seandainya dia tahu. Tugas memberitahukan si Lili hilang berada di pundak istri saya. Karena saya sedang berada di tempat lain untuk bekerja, maka istri saya yang perlu menjelaskan kepada anak saya yang kecil.
Tentu saja sebagai seorang anak yang boneka kesayangannya hilang, tangisnya pecah. Dia tidak mau boneka yang lain, dia hanya mau Lili kembali. Istri dan saya pun sudah lupa mendapatkan Lili dari mana, karena ada lebih dari sepuluh boneka Barbie di rumah yang pernah di belikan. Selama beberapa hari pun saya berusaha mencari si Lili di toko daring, saya pun hanya bisa menerka-nerka sendiri karena tidak ingin anak saya kecewa kembali apabila saya tidak dapat menemukannya.
Sampai akhirnya kemarin malam, saya menyerah dan akhirnya bertanya kepadanya satu per satu boneka Barbie yang ada di toko daring untuk mengetahui yang mana Lili. Dengan mudahnya anak saya menjawab, "Lili dibeli di toko dekat rumah, ini bajunya dia memperlihatkan saya, lalu Lili waktu beli mama yang belikan." Karena memori anak saya, maka saya dapat menemukan Lili kembali di toko daring.
Sebuah benda atau kejadian dapat mengingatkan kita kembali atas apa yang terjadi kepada diri kita, baik ataupun buruk. Sudahkah menyadari ingatan yang muncul dari sebuah benda atau kejadian? Apakah ingatan tersebut memberdayakan atau menjatuhkan?
Untuk cerita si Lili, akhirnya ketika saya menunjukkan Lili di toko daring, dia melihat benda lainnya, satu set Barbie lengkap dengan dapur besarnya. Dia memilih dapur besar daripada si Lili, semudah itu dia melupakan Lili.
To your highest and masterful self,
Irvan Irawan Jie
Neuro-Semantics Trainer
Associate Certified Meta-Coach