Irvan Irawan Jie
Mastering - Lenses

"Kenapa gambarnya buram?" Pikir saya ketika mengambil gambar dari kamera saya. Hal ini tidak seperti biasanya. Biasanya kamera dapat dengan mudah memfokuskan apa yang mau di foto dan sesaat setelah tombol ditekan, fotonya akan tersimpan. Beberapa kali saya mencoba mengambil gambar tetapi tetap saja gambarnya buram. Saya berusaha mengatur objek yang ingin saya foto untuk lebih dekat atau lebih jauh, tetapi hasilnya tetap sama, buram dan tidak fokus. Akhirnya gambar tersebut tidak dapat saya gunakan.
Setelah saya cek kameranya, semua pengaturannya sudah benar. Tidak ada yang berubah dari sejak terakhir saya pakai. Memang kamera ini sudah lama tidak saya gunakan karena memang sudah lama tidak keluar rumah untuk foto-foto. Saya lalu melepaskan dan membersihkan kembali lensa yang digunakan. Setelah itu saya coba lagi, dan hasilnya tetap sama. Kameranya tidak mau fokus kepada subjek yang ingin saya foto.
Setelah sekian lama mengutak ngatik kamera saya, akhirnya saya menemukan bahwa tombol fokus otomatisnya tergeser ke arah manual. Hal ini saya ketahui ketika saya mengganti lensa yang lain, maka gambar saya tidak lagi buram. Hanya karena sebuah tombol kecil yang mengatur fokus dari sebuah lensa kamera saya menghabiskan waktu beberapa menit bingung dan bertanya-tanya kepada diri sendiri. Tanpa fokus otomatis, maka saya perlu bertanggung jawab untuk mengatur fokus melalui lensa itu sendiri.
Dalam hidup saya, hal ini beberapa kali terjadi. Sesuatu yang saya lihat, dengar dan rasakan di luar dari diri saya terasa buram, tidak fokus dan sepertinya ada yang salah. Lalu saya mencoba mencari cara untuk mengatur dunia luarnya, padahal saya lupa bahwa saya hanya perlu mengatur lensa saya dari dalam diri saya. Bagaimana saya melihat, mendengar dan merasakan dunia luar sangat tergantung dari kemampuan saya mengatur apakah saya melihat dunia luar secara otomatis atau secara manual bertanggung jawab dan mengaturnya.
Lensa apa yang sekarang kita pakai untuk melihat dunia? Sudah bersihkah lensa kita dari asumsi, persepsi dan bahkan penghakiman? Sudahkah mengatur agar lensa kita bisa fokus kepada hal-hal yang tepat? Bisa jadi apa yang "buram" atau "tidak benar" di dunia luar kita karena lensa yang kita gunakan belum diatur atau tidak tepat.
To your highest and masterful self,
Irvan Irawan Jie
Neuro-Semantics Trainer
Associate Certified Meta-Coach