Irvan Irawan Jie
Mastering - Information

Pukul setengah sepuluh malam seorang teman menelepon istri saya. "Lus tahu gak? si A dan mamanya positif Covid." Suara yang terdengar oleh saya karena memang suaranya kencang, bukan karena saya menguping pembicaraan istri saya. Langsung kami berdua merasa panik. A adalah anak tetangga yang dua dan tiga hari lalu bermain sepeda bersama anak saya yang kecil dan dua anak teman saya setiap sore. Bahkan A beberapa kali masuk ke rumah kami untuk bermain di dalam karena di luar sedang hujan.
Teman saya juga langsung bercerita bahwa menurut tetangga lainnya, papanya A sedang isolasi mandiri di rumah. Pertanyaan pertama dari istri saya adalah kenapa mama nya A tidak melarang anaknya untuk keluar rumah dan bermain bersama anak-anak kami. Kenapa mamanya tidak memiliki etika untuk turut menjaga penyebaran penyakit yang selama ini dikhawatirkan banyak orang. Sekarang tanggung jawab kami adalah melacak kemana saja anak saya pernah bermain. Ini termasuk ke rumah kakek neneknya dan orang di rumah mereka.
Alhasil siang ini, kami sekeluarga akan segera tes PCR, mengingat penyebaran penyakit ini sedang tinggi-tingginya. Kami membutuhkan informasi yang akurat untuk bisa menentukan langkah selanjutnya. Apa yang dilakukan oleh keluarga A tidak bisa juga saya nilai sebagai sesuatu yang salah, mereka pasti punya alasan dan kebenarannya sendiri sehingga tidak mengatakan apa-apa kepada kami.
Informasi adalah sesuatu yang sangat penting, menahan informasi yang penting adalah sebuah tindakan yang menurut saya tidak terpuji. Dalam sebuah hubungan, kejujuran akan membangun rasa aman dan nyaman untuk terus berhubungan. Apabila tidak ada kejujuran dan tidak adanya informasi yang akurat tentang hubungan yang sedang dijalankan, maka hubungan akan menjadi rapuh dan semu.
Sudahkah jujur dan memberikan informasi yang akurat kepada orang-orang di sekitar kita?
To your highest and masterful self,
Irvan Irawan Jie
Neuro-Semantics Trainer
Associate Certified Meta-Coach