Irvan Irawan Jie
Mastering - Future Cost

Perlahan aku belokkan setir mobilku mengikuti jalan kecil menuju jalan raya dari komplek rumahku. Jalan kecil ini adalah jalan yang kulalui setiap harinya. Tepat di belakang sekolah tempat dulu saya menimba ilmu. Di jalan ini juga kalau siang banyak tukang ojek yang mangkal di warung-warung pinggir jalan. Tetapi sekarang jam menunjukkan pukul 6:45 pagi, sehingga jalanan kecil keluar komplek itu masih sepi.
Masa-masa sekarang karena tidak ada anak-anak yang sekolah, maka di pagi hari juga tidak banyak yang berjualan dan anak-anak yang lalu lalang. Lebih lagi menambah ekspektasi saya bahwa tidak ada sesuatu yang "aneh" di jalan ini. Ketika berbelok dan perlahan aku mulai melihat pemandangan yang tidak biasa di depan rumah seseorang. Ada seorang tukang ojek daring yang sedang buang air kecil di selokan.
Entah apa yang dipikirkan oleh tukang ojek itu, bisa saja dia sudah sungguh tidak tahan dan tidak tahu dimana kamar kecil terdekat yang bisa digunakan. Tetapi begitu mobil saya berbelok dialah yang pertama saya lihat, dan dengan kaget dia juga melihat saya. Langsung gelagatnya lucu bagi saya dan dia langsung menyelesaikan urusannya dan cepat-cepat berjalan kembali menuju motornya.
Walaupun saya tidak berniat juga untuk melihat apalagi melaporkannya, tetapi perilaku tukang ojek itu seperti orang yang baru tertangkap basah melakukan sesuatu yang tidak baik. Karena dia sudah memutuskan dengan apapun pertimbangannya bahwa dia akan buang air kecil di selokan jalan umum keluar komplek, maka ketika mobil saya berbelok itu adalah konsekuensi yang perlu diterimanya. Setiap keputusan akan dibayarkan di masa depan, apapun keputusannya.
Sudahkah mempertimbangkan dengan baik apa yang akan kita lakukan di masa depan? Karena masa depan akan membawa harga yang perlu kita bayarkan sebagai hasil dari keputusan kita saat ini.
To your highest and masterful self,
Irvan Irawan Jie
Neuro-Semantics Trainer
Associate Certified Meta-Coach