top of page
  • Gambar penulisIrvan Irawan Jie

Mastering - Fruits of Labor


Setiap hari ibu penjual buah melewati rumah saya. Selama dua minggu terakhir buah yang sedang musim adalah buah mangga. Sedari kecil saya suka buah mangga karena rumah kakek saya dari pihak ibu saya memiliki sebuah pohon mangga harum manis yang selalu berbuah banyak setiap musimnya. Saya ingat ketika masih SD dulu, ketika pohon kakek saya berbuah, rumah kami akan dipenuhi oleh beberapa baskom besar penuh dengan mangga harum manis hasil panen di rumah kakek. Saya bahagia sekali kala itu, memakan mangga harum manis yang sesuai namanya manis sekali.


Setelah kakek meninggal, rumahnya dijual dan itu adalah akhir dari episode mangga harum manis berbaskom-baskom di rumah saya. Ada kehilangan akan memori indah tersebut. Sampai sekarang pun setiap kali memakan mangga harum manis, ingatan tersebut bisa sekelebat kembali menghampiri saya. Sekarang ketika sudah tinggal di rumah sendiri, mertua saya menanamkan sebuah pohon mangga di pekarangan rumah saya. Dengan harapan pohon itu suatu saat juga akan menciptakan ingatan indah bagi keluarga kami dengan buahnya.


Tinggi pohon mangga itu sekarang sudah melebihi tinggi rumah saya. Namun selama tujuh tahun pohon itu hidup, dia tidak pernah sekalipun berbuah. Segala cara sudah kami lakukan, mulai dari mencangkok salah satu batangnya, mencacah kulit pohonnya, memberikan pupuk dengan teratur dan menyiramnya setiap hari. Sampai akhirnya kami sekarang menyerah dan membiarkannya saja. Karena mertua saya suka menanam, akhirnya beliau menanamkan satu lagi pohon mangga di dekatnya. Jadi sekarang ada dua pohon mangga di pekarangan saya.


Sebuah pohon buah yang tidak berbuah apabila berada di alam, maka suatu saat dia mati maka dia tidak akan meneruskan bibitnya ke dunia. Apabila dia berada di pekarangan rumah, maka fungsinya sekarang hanyalah sebagai peneduh. Ada potensi membawa kebahagiaan melalui buahnya yang tidak terpenuhi. Nantinya apabila ruangan di pekarangan itu ingin digunakan untuk hal lain, maka tidak akan ragu-ragu saya memotong dan membunuh pohon mangga itu.


Sudahkah kita berbuah? Sudahkah kita membawa manfaat kepada dunia melalui buah-buah kita? Sudahkah kita menggunakan semua sumber daya yang kita miliki untuk menghasilkan buah manis yang bisa dinikmati orang banyak?


To your highest and masterful self,

Irvan Irawan Jie

Neuro-Semantics Trainer

Associate Certified Meta-Coach

0 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page