Irvan Irawan Jie
Mastering - Foresight

Pernahkah berada dalam situasi dimana kita tahu bahwa di masa akan datang akan ada sesuatu yang penting, tetapi di saat ini lebih memilih untuk melakukan apa yang sedang dilakukan karena membawa kenikmatan sesaat? Itu yang terjadi dengan saya hampir setiap malam. Saya tahu pagi ini saya ada meeting penting, tetapi kemarin malam saya lebih memilih menonton film dokumenter. Akhirnya tidak bisa tidur sampai larut malam karena otak tidak bisa diajak bekerja sama untuk tidur.
Saya baru bisa tidur ketika jam menunjukkan pukul satu dini hari. Itu pun karena saya melepaskan pikiran-pikiran yang datang karena menonton film dokumenter. Pelajaran yang saya ambil adalah jangan menonton film dokumenter yang membuat saya berpikir keras di malam hari. Sepertinya akan lebih menarik menonton drama Korea. Ketidak mampuan saya untuk memikirkan apa yang penting di masa depan berakibat kepada ngantuknya saya ketika mengetik hal ini. Sehingga kalau tulisan saya hari ini tidak koheren dan tidak masuk akal, mari kita salahkan saja film dokumenter kemarin.
Seandainya hidup semudah itu dalam melempar tanggung jawab. Melepaskan akibat dari kebodohan diri sendiri ketika mementingkan kenikmatan sesaat daripada kepentingan di masa depan. Sebagai manusia memikirkan tentang pentingnya masa depan adalah sebuah keahlian yang perlu dilatih. Saya sendiri cenderung lebih memilih kenikmatan saat ini yang di depan mata daripada menahan diri dan mempersiapkan kenikmatan yang lebih besar di masa yang akan datang. Penyesalan baru datang ketika kita melihat ke masa lalu.
Seandainya saya melihat dan merasakan penyesalan yang akan datang di masa depan tentu saya akan mencoba untuk melakukan hal yang benar. Tetapi sayangnya penyesalan jarang sekali datang di awal. Mudah untuk menyesali apa yang dilakukan, tetapi kekuatan berasal dari menyadari kepentingan hal-hal yang perlu dilakukan dan melakukannya karena memang penting di masa depan. Hal ini berlaku bagi segala hal, baik dalam pekerjaan saya, hubungan saya, pertumbuhan pribadi saya, kesehatan saya dan bahkan dalam hal spiritual dan rohani saya.
Saya tahu saya perlu menyehatkan diri saya secara jasmani dan rohani, dan itu adalah hal yang penting. Tetapi saya baru saja melihat iklan Mie Sedap yang membawa tema Padang, dua kelemahan saya mie dan makanan padang. Sehat urusan besok, sekarang makan Indomie terlebih dahulu. Biarlah menyesal urusan nanti setelah kenyang.
To your highest and masterful self,
Irvan Irawan Jie
Neuro-Semantics Trainer
Associate Certified Meta-Coach