Irvan Irawan Jie
Mastering - Forecasting

Karena hujan besar kemarin, saya mencoba untuk melihat prakiraan cuaca hari ini. Saya sangat menikmati hujan dengan angin sepoi-sepi, tetapi tidak menikmati hujan deras yang seperti badai. Hujan rintik-rintik dengan angin sepoi-sepoi sangat menyenangkan untuk tidur siang, tetapi hujan badai akan membuat saya khawatir dan mencari kebocoran dalam rumah. Melihat prakiraan cuaca, dikatakan bahwa hari ini Jakarta akan mengalami badai di beberapa bagian.
Apakah saya perlu khawatir setelah melihat prakiraan cuaca? Sepengetahuan saya, setiap kali saya melihat prakiraan cuaca, saya juga tidak pernah merasa khawatir. Melihat prakiraan cuaca, karena hanya prakiraan belum tentu juga akan terjadi secara pasti. Bagian-bagian yang akan terkena badai juga belum tentu daerah saya di Utara yang biasanya hanya mendapat bagian sisa dari hujan-hujan badai di daerah selatan.
Sering kali saya berpikir bahwa dengan melihat prakiraan cuaca, saya dapat merasa lebih tenang. Tetapi pada kenyataannya, prakiraan cuaca seperti apapun yang bisa saya lakukan apabila benar-benar terjadi adalah hanya menerima dan melakukan apa pun yang perlu saya lakukan untuk bertahan. Walaupun prakiraan cuacanya sangat buruk, saya hanya bisa mempersiapkan saat ini supaya saya memiliki kemampuan untuk menghadapinya nanti. Itu pun dengan catatan kalau saja prakiraan cuaca itu benar-benar terjadi.
Masalahnya, saya tidak pernah dapat memprakirakan cuaca dengan pasti. Saya tidak memiliki kemampuan untuk meramal masa depan. Pemikiran tentang masa depan dengan prakiraan cuaca yang buruk juga belum tentu membuat saya khawatir, kecuali apabila prakiraan cuaca besok adalah prakiraan yang sangat buruk dan tiba-tiba suhu di Jakarta menjadi 20 derajat Celsius, mungkin saya akan khawatir. Tetapi khawatir itu pun juga belum tentu berguna, karena saya tidak dapat melakukan apa-apa.
Yang saya bisa lakukan hanyalah menjadikan prakiraan cuaca di masa depan sebagai sebuah acuan. Persiapan untuk melakukan sesuatu di saat ini dan bersiap-siap untuk menghadapinya. Pada saat saya sedang mengalami cuaca buruknya, memastikan bahwa saya memiliki ketahanan diri untuk dapat melewatinya. Karena cuaca seburuk-buruk apapun, ada waktunya dia akan lewat.
To your highest and masterful self,
Irvan Irawan Jie
Neuro-Semantics Trainer
Associate Certified Meta-Coach