Irvan Irawan Jie
Mastering - Environment

Angin sepoi-sepoi, suara deru air laut yang terdengar samar-samar, harumnya bunga kemboja, pemandangan langit yang mulai terang oleh sinar matahari dan hangatnya teh manis ini menjadi sebuah stimulus bagi saya menulis pagi ini. Saya sedang berada di teras kamar hotel di Bali, tepat di pinggir pantai. Selama sebelas hari, saya akan ada di sini untuk sebuah pelatihan. Saya bersyukur bahwa pagi ini saya masih sempat menikmatinya sebelum pelatihan dimulai.
Tadi pagi ketika saya bangun, saya masih belum tahu saya mau menulis tentang apa pagi ini. Tetapi ketika saya keluar ke teras, tiba-tiba terpikirkan tulisan ini. Tulisan tentang bagaimana sebuah lingkungan dapat mempengaruhi kebahagiaan seseorang. Tepatnya bukan lingkungan yang ada di luar, karena lingkungan di luar diri kita hanyalah sebuah stimulus, tetapi lingkungan di dalam diri kita. Lingkungan yang kita hidupi dalam kenyataan dunia dalam diri kita sendiri.
Apa dan dimana pun lingkungan yang kita hidupi saat ini adalah kenyataan di luar dari diri kita, sebagai manusia kita hidup di dalam kenyataan yang ada di dalam diri kita. Semua yang kita lihat, dengar dan rasa akan masuk ke dalam kenyataan diri kita melalui panca indra lalu dimaknai dengan makna yang kita hidupi. Seseorang bisa saja berada di tempat saya saat ini tetapi masih merasa sedih dan menderita. Ada juga orang-orang yang lingkungan luarnya tidak menyenangkan menurut kita yang melihatnya, tetapi mereka tetap bahagia.
Di mana pun kita berada, lingkungan luar hanya menjadi stimulus. Makna yang kita berikan kepada lingkunganlah yang akan menjadi kenyataan di dalam dunia dalam kita. Makna adalah bagaimana kita mengartikan apa yang sedang kita lihat, dengar dan rasakan. Makna berasal dari keyakinan, pembelajaran, pemahaman, kesimpulan dan lainnya. Semakin baik makna yang kita berikan, maka semakin baik dunia dalam yang kita hidupi.
Lingkungan apa yang sedang dialami saat ini? Sudahkah memaknai lingkungan kita dengan lebih baik? Jangan biarkan stimulus mengendalikan kita, tetapi jadilah pengendali makna dalam hidup kita sendiri.
To your highest and masterful self,
Irvan Irawan Jie
Neuro-Semantics Trainer
Associate Certified Meta-Coach