Irvan Irawan Jie
Mastering - Contradiction

Olahraga atau tidur lagi? Makan sehat atau cepat saji? Bekerja atau bersantai? Belajar atau bermain? pikiran-pikiran yang bertolak belakang tetapi dua-duanya berada di dalam diri saya. Saya juga tidak tahu datangnya dari mana, tetapi dorongan untuk keduanya sama-sama kuat. Karena dorongannya sama-sama kuat, saya juga tidak tahu mengapa saya memilih yang lebih mudah dan lebih penting bagi saya. Dua hal yang saling berkontradiksi di dalam diri saya di saat yang bersamaan.
Bukan berarti salah satu pilihannya lebih baik daripada yang lainnya. Apabila saya sedang lelah dan memang tidur adalah opsi yang baik, maka itu lebih penting bagi saya. Apabila memang tidak ada makanan sehat sedangkan sudah waktunya makan, makanan cepat saji menjadi sesuatu yang mudah. Ada waktunya bekerja dan ada waktunya bersantai untuk memulihkan semangat bekerja kembali. Bahkan bekerja terkadang untuk menciptakan waktu liburan yang santai.
Belajar terkadang saya anggap bermain dan bermain juga kadang saya anggap belajar, bahkan saya lebih cepat belajar ketika sambil menganggapnya sebagai sebuah permainan. Jadi dari semua ini mana yang benar dan mana yang berguna? Dua-duanya benar menurut saya, tergantung dari konteks apa yang sedang saya mau kerjakan dan apa pentingnya bagi saya. Tetapi terkadang saya terjebak dan merasa untuk memilih satu yang lebih baik hanya karena penamaan dan tuntutan orang-orang di sekitar saya.
Setiap hari saya menghadapi sebuah kontradiksi dalam diri saya. Kontradiksi ini berasal dari niat yang sama-sama baik namun caranya berbeda. Ditambah dengan pemaknaan dan budaya yang kita hidupi, maka keputusan untuk melakukan yang satu seolah-olah menjadi yang tidak baik dan yang satunya lagi menjadi yang baik. Bahkan dalam hal belajar dan bermain, saya lebih memilih menggabungkannya daripada memisahkannya.
Apakah kita mampu memutuskan yang mana yang mau kita turuti dan ikuti? Keputusan itu sepenuhnya berada di dalam tangan kita. Karena keduanya sama-sama baik, yang dapat dilakukan adalah memilih konteks yang sesuai dan berguna atau kalau memang bisa digabung dan dijadikan satu. Sebuah kontradiksi lagi.
To your highest and masterful self,
Irvan Irawan Jie
Neuro-Semantics Trainer
Associate Certified Meta-Coach