Irvan Irawan Jie
Mastering - Consequences

Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Perlahan pintu dibuka dan berjalan pelan menuju kamar anak-anak. Dengan hati-hati untuk tidak bersuara saya mengecek kamar anak-anak. Begitu pintu dibuka, terlihat anak saya yang besar kaget dan menyapa saya. Ternyata dia belum tidur dan masih menonton Youtube kesukaannya. Tidak heran dia tidak dapat bangun pagi karena tidurnya terlalu malam.
Beberapa hari lalu, anak saya yang besar tertidur ketika sedang mendengarkan gurunya ketika sekolah secara daring. Ketika ditanyakan, anak saya mengatakan bahwa dia tidak bisa tidur sehingga paginya mengantuk. Setelah dia naik kelas enam, saya dan istri memang jarang mengecek malam-malam apakah dia sudah tidur atau belum. Setelah kami berdoa bersama di kamar anak-anak sekitar jam sembilan malam, kami akan meninggalkan mereka untuk tidur sendiri. Mereka masih boleh melakukan apa yang mereka mau sebentar.
Dari kejadian semalam, maka saya perlu menjelaskan kepada anak tentang konsekuensi. Memang peraturan yang kami buat adalah ketika sudah malam, anak-anak perlu tidur maksimal jam sepuluh malam. Setelah jam sepuluh kami akan ke kamar mereka dan melihat apakah mereka sudah tidur. Apabila belum, maka akan kami ingatkan bahwa ini sudah waktunya tidur. Tetapi setelah kami ingatkan, keputusan untuk tetap menonton dan tidak tidur tetap berada di tangan anak-anak kami.
Bahkan jarangnya saya dan istri mengecek anak-anak sudah tidur atau belum di malam hari pun memiliki konsekuensi. Konsekuensinya adalah anak-anak jadi lebih besar kemungkinannya untuk tidak menaatinya. Sehingga bukan hanya anak-anak saja yang memutuskan mau melakukan apa, tetapi kami orang tuanya pun perlu memutuskan apa yang akan kami lakukan dengan peraturan jam tidur yang sudah dibuat. Setiap orang perlu memutuskan yang dianggap baik bagi setiap pihak. Keputusan yang ekologis.
Setiap kita memiliki keputusan-keputusan yang perlu diambil setiap harinya. Sudahkah menyadari konsekuensi-konsekuensi dari setiap keputusan yang sudah dibuat? Apakah siap untuk menerimanya?
To your highest and masterful self,
Irvan Irawan Jie
Neuro-Semantics Trainer
Associate Certified Meta-Coach