Irvan Irawan Jie
Mastering - Comparison

"Kangen makan ramen itu ya." Kata istri saya. Memang sudah lama kami tidak memakan ramen di restoran yang sudah tidak lagi beroperasi selama beberapa tahun. Dahulu sewaktu kita semua bisa pergi keluar dan makan di dalam restoran, kami sering makan ke restoran ramen tersebut. Walaupun sekarang masih banyak restoran ramen yang menyediakan jenis makanan yang sama, tetapi istri saya masih kangen dengan ramen yang satu itu.
Restoran ramen yang menyediakan "Jigoku Ramen" alias ramen dari neraka. Ramen yang level kepedasannya bisa menyamai siksa panas api neraka. Ramen yang selalu dia pesan ketika kami pergi ke restoran tersebut. Memang istri saya sangat menyukai makanan pedas. Dari sejak kami sekolah, dia sudah menyukai makanan pedas, bahkan ibunya juga menyukai makanan pedas.
Tadi siang anak-anak meminta makan ramen, sehingga istri memesankan ramen yang memang pernah mereka makan. Setelah makan dan saat mencuci piring, dia mengeluarkan kata-kata di atas. Bagi saya ramen adalah ramen, enak dan tidak akan berbeda dari setiap restoran yang menjualnya. Istri saya membandingkan ramen yang kita makan dengan ramen bayangannya.
Terkadang kita membandingkan sesuatu berdasarkan standar yang dimiliki. Walaupun standarnya sudah tidak ada lagi dan tidak dapat lagi dinikmati. Standar lama yang ada di dalam diri kita terkadang tidak kita sadari apakah masih valid dan masih bisa digunakan. Standar yang diingat juga bisa diciptakan oleh pemikiran ideal tentang apa yang seharusnya menurut memori kita sendiri. Karena bergantung pada standar tersebut, akhirnya kita tidak dapat menikmati apa yang kita miliki saat ini.
Sudahkah memperbaharui standar-standar yang kita miliki untuk dapat menikmati hari-hari yang lebih baik?
To your highest and masterful self,
Irvan Irawan Jie
Neuro-Semantics Trainer
Associate Certified Meta-Coach