Irvan Irawan Jie
Mastering - Being Wise

Saya tidak habis pikir, mengapa seseorang dapat lupa mematikan keran air minum dari malam sampai pagi. Apalagi kelakuan itu sudah terjadi beberapa kali dan sudah sering diingatkan. Di pagi hari ketika saya bangun keran air itu masih menyala dan pompa air di rumah pun menyala. Sudah berapa banyak air yang terbuang selama tujuh jam kami tidur.
Akhirnya saya naik dan saya marah, saya pun lupa kata-kata apa yang saya ucapkan, yang teringat adalah kata terakhir. "Kamu keterlaluan!" kata itu akhirnya menyakiti istri saya. Akhirnya kami bertengkar hebat di malam harinya karena saya perlu pergi untuk mengajar dari pagi. Walaupun benar dia melakukan kesalahan, tetapi kata-kata saya lebih salah daripada kesalahannya.
Pertama kali saya belajar NLP di tahun 2015 ada satu kata-kata yang sampai sekarang masih saya ingat dari guru saya. Bedakan antara bijak dan benar, lebih baik bijak daripada benar. Sebagai seorang yang sangat menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan, saya memikirkan perkataan ini karena tidak sesuai dengan pemahaman yang saya punya.
Sejak dari zaman saya belajar bela diri, yang dipentingkan adalah kebenaran. Kebenaran tidak bisa dipungkiri dan kebenaran adalah sesuatu yang sudah pasti. Akhirnya saya belajar bahwa ada banyak kebenaran dan kebenaran bukan hanya miliki saya. Pemahaman saya tentang yang benar ternyata terdistorsi oleh pikiran saya sendiri. Ketika saya menilai sesuatu salah, saya dapat melihat kebenaran dari sisi lainnya.
Walaupun saya merasa benar, lebih baik saya menjadi bijak dengan kata-kata saya dan mengungkapkan kebenaran dengan baik. Bukan hanya dengan kata-kata tetapi juga dengan lebih bijak memahami keadaan yang bisa jadi menurut saya salah, tetapi menjadi kebenaran di sisi lainnya.
To your highest and masterful self,
Irvan Irawan Jie
Neuro-Semantics Trainer
Associate Certified Meta-Coach