Irvan Irawan Jie
I’m Just Looking Around

SPG Dept Store
SPG Mall : Silahkan Pak…
Saya : (Tanpa bepikir panjang) Makasih Mbak, saya cuma lihat-lihat aja kok…
Berapa banyak dari kita yang sering melakukan ini? Sepertinya ini respon yang cukup universal di dunia. Entah siapa yang pertama kali melakukannya, tapi sepertinya ini trending topic yang terlewat oleh saya. Kata-kata saya cuma melihat-lihat saja sepertinya sudah masuk ke dalam pikiran alam bawah sadar kita. Oleh karena itu, seringkali dalam kehidupan kita kerjaan kita ya itu… cuma lihat-lihat saja.
Contohnya ketika terjadi kecelakaan di jalan raya yang terjadi di lajur sebelah. Banyak pengendara mobil yang lewat juga cuma lihat-lihat saja ditambah memperlambat laju kendaraannya. Akhirnya karena melihat-lihat, pengendara itu jadi lebih lama di jalan dan parahnya lagi malah menghambat orang lain yang ada di belakangnya. Kejadian ini sering kali saya alami, kebayang kan yang ada di pikiran kita. Lah cuma begini aja jadi lama, selepas kecelakaan jalanan lancar tanpa hambatan. Pada saat di jalan raya, kita bisa kesal kepada orang yang menonton kecelakaan dan membuat kita menjadi macet. Tetapi dalam kehidupan sehari-hari, kenyataannya sebagian dari kita suka sekali menjadi penonton.
Ketika berkumpul bersama dengan teman, kita sering bercerita tentang kesuksesan orang lain, si A hebat ya sekarang, si B udah lebih sukses loh, si C baru aja dapet bonus ratusan juta dan yang kita lakukan adalah cuma iri kepadanya sambil bertanya kapan hal itu akan terjadi pada diri kita sendiri. Kadang hal ini dilakukan untuk kita meratapi diri kita sendiri atau bahkan menjadikan orang-orang sukses itu sebagai alasan untuk kegagalan kita sendiri. Apakah pikiran ini berguna untuk diri kita? Saya harap jawabannya adalah tidak. Lain halnya kalau kita berbicara tentang seseorang yang lebih sukses daripada kita, lebih hebat daripada kita atau bahkan lebih pintar daripada kita dengan tujuan untuk mempelajari apa yang mereka tempuh untuk bisa menjadi seperti itu (Modelling dalam NLP) dan diaplikasikan dalam kehidupan kita sendiri.
Ayah saya sering sekali berkata seperti ini “kerjakan apa adanya, jalani apa adanya dan syukuri apa adanya.” Sudah saatnya bagi kita untuk bangkit, lupakan orang lain dan apa yang sudah mereka capai, banyak yang bisa kita lakukan dengan kemampuan yang kita miliki. Keadaan mungkin tidak bisa dirubah, tetapi bagaimana kita menggunakan keadaan itu sendiri bisa. Hidup kita adalah milik kita sendiri, termasuk di dalamnya pikiran, perasaan, tindakan dan ucapan kita sendiri. Hidup kita mau dibawa ke mana semuanya adalah tanggung jawab kita sendiri. Dengan segala sesuatu yang sudah dianugerahkan oleh sang Maha Kuasa kepada kita, marilah kita bertanggung jawab kepada-Nya dan lakukan sebaik-baiknya. Karena semua yang Maha Kuasa sediakan untuk kita adalah baik adanya.
Irvan Irawan Jie
“Great minds discuss ideas, average minds discuss events, Small minds discuss people” – Eleanor Roosevelt