top of page
  • Gambar penulisIrvan Irawan Jie

Connect The Dots


http://luc.devroye.org/BobAufuldish-PunctualOne-1998.gif

http://luc.devroye.org/BobAufuldish-PunctualOne-1998.gif


Saya cukup beruntung mempunyai seorang mentor yang memiliki banyak koneksi orang-orang hebat. Hari sabtu lalu saya dikenalkan dengan seorang yang menurut saya amat sangat pintar. Selain pintar, beliau juga sangat baik. Beliau mengetahui banyak hal yang bisa dibilang melebihi batas pengetahuan orang normal seperti saya. Meeting pagi itu dimulai dengan membicarakan hal-hal ringan seperti cara pembuatan sebuah jam yang harganya luar biasa sampai kepada iPhone terbaru. Setelah semua orang berkumpul untuk meeting, dengan elegant beliau menghubungkan pembicaraan santai kita dengan inti yang dia ingin ajarkan kepada kita semua.


Beliau mengatakan bahwa ilmu yang akan beliau sampaikan adalah ilmu yang sangat mahal, karena tidak semua orang menyadarinya. Ilmu inilah yang akan saya coba bagikan disini, menurut pengertian saya sendiri. Banyak orang yang tidak bisa meng ‘Connect the dots’ dalam arti banyak sekali kejadian di sekitar kita yang sebenarnya terhubung satu dengan lainnya. Asalkan kita mau membuka mata kita dan melihat-lihat (mata yang jelalatan). Apalagi sebagai seorang marketer, beliau menyarankan untuk membuka mata lebar-lebar dan mulai memperhatikan hal-hal kecil yang bisa membawa keuntungan bagi bisnis kita sendiri. Bukan hanya sekedar melihat, tetapi memikirkan apa yang kita lihat dan juga mencari hubungannya.

Beliau memberi contoh dengan menceritakan bagaimana Apple menciptakan Apple Watch. Menurut beliau sebuah perusahaan yang baik tidaklah perlu untuk menggembor-gemborkan kerja keras mereka ketika menciptakan sesuatu. Pembuat Apple Watch tidak memberitahukan kepada konsumen bagaimana mereka melakukan riset tentang lamanya seseorang melihat jam tangan dibandingkan dengan melihat layar iPhone. Para ilmuwan Apple juga tidak menceritakan bagaimana mereka melakukan riset intensif rahasia ketika karyawannya sedang berolahraga, dengan tujuan untuk melakukan fine tuning fitness apps mereka. Atau ketika mereka dengan kerja kerasnya mengintegrasikan fitur-fitur iPhone dengan sangat baik bagi pengguna Apple Watch. Designer Apple Watch tidak mengungkapkan mengapa mereka memutuskan untuk menggunakan yellow gold yang harganya dibawah white atau rose gold tetapi tetap mencharge harga yang premium.

Pembuat Apple Watch, melihat bahwa orang-orang tidak melihat jam tangan dengan durasi yang sama ketika sedang melihat layar iPhone. Mereka juga melihat bahwa banyak produk jam tangan pintar yang ditujukan kepada orang-orang yang menyukai olah raga tetapi tidak memberikan fitur yang diinginkan. Mereka melihat orang-orang yang frustasi ketika jam tangan pintar yang mereka gunakan tidak bisa digunakan dengan ponsel pintar mereka dengan sebagaimana mestinya. Mereka juga melihat sebuah opportunity di pasar RRC yang begitu besar dimana orang-orang masih menghargai yellow gold daripada jenis emas lainnya. China juga adalah tempat dimana penjualan Apple saat ini  sedang bertumbuh pesat setelah sempat beberapa lama tertahan dan tidak bisa masuk ke pasar negeri itu.

Dari beberapa faktor ini akhirnya Apple memutuskan untuk membuat Apple Watch dengan fitur-fitur yang dihargai oleh para target marketnya, yaitu orang-orang yang fashionable, pengguna iPhone dan peduli kepada kesehatan. Tujuan dari semua ini adalah supaya ketika target market menggunakan Apple Watch, mereka akan sangat menyukainya karena seolah-olah Apple mengerti keinginan mereka. Ujung-ujungnya ketika seorang customer loyal terhadap sebuah brand, maka brand itu akan terus berkembang dan memiliki follower sejati (Apple Fanboys/girls). Semua ini adalah keputusan yang diambil secara sengaja dengan tujuan untuk mensukseskan penjualan Apple Watch.

Apa yang dilakukan oleh Apple adalah strategi-strategi brilliant yang mungkin akan dianggap tidak penting oleh kebanyakkan dari kita. Tetapi kombinasi hal-hal kecil (dots) yang memang berharga untuk sebuah market akan menentukan kesuksesan sebuah produk. Beliau menyarankan untuk membuka mata kita lebar-lebar dan mulailah jelalatan, lihatlah semuanya. Dari sana begitu kita sudah melihat banyak hal (dots), setelah itu PR kita adalah memikirkan apa yang bisa kita gunakan dari hal-hal yang sudah kita lihat (connect the dots). Sangat disayangkan karena begitu banyak informasi yang bisa kita masukkan dari mata kita, tetapi kadangkala malah kita juga tidak mengetahui informasi apa saja yang bisa kita gunakan.

Intinya adalah ketika kita melihat sesuatu janganlah biarkan filter-filter internal kita menghalangi informasi yang masuk. Sejatinya semua informasi itu adalah berguna dan tidak ada yang sia-sia. Filter internal yang berbentuk persepsi, pengertian sendiri dan judgement kita terhadap suatu hal lah yang sering membuat kita mengabaikan apa yang kita lihat. Dan dengan mengabaikan apa yang kita lihat, akhirnya kita gagal melihat ‘dot’ yang ada di depan mata. Perlu disadari bahwa kita memiliki control terhadap otak kita sendiri, karena toh memang otak itu punya kita sendiri bukan? Dengan dasar pengetahuan ini berarti kita juga punya control untuk menghilangkan persepsi, pengertian sendiri dan judgement kita ketika sedang ‘jelalatan.’ Tinggal kemauan kita saja untuk melakukannya. Setelah ‘dot’ nya terlihat baru kita gunakan otak kita untuk menghubung-hubungkannya sesuai dengan keperluan kita sendiri

#Bisnis

0 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page