Irvan Irawan Jie
Adding Value

Setelah belajar Neuro Semantics, saya jadi berpikir atas pikiran saya sendiri. Pemikiran apa yang mendasari saya untuk berpikir tentang bisnis yang mau saya buat? Ternyata yang saya dapat adalah it’s all about me, myself and what I can do. Mau berbisnis ya karena memang saya mau berbisnis, apa yang bisa saya lakukan pada saat ini, dan apa yang bisa saya dapat dari bisnis ini maka bisnis inilah yang akan saya pilih.
Saya menganggap diri saya sebagai serial entrepreneur, walaupun belum ada yang sukses seperti perusahaan Fortune 500, tapi ada beberapa usaha yang pernah saya rintis. Dimulai dari ketika SMA, menjadi sales CD game Playstation. Dilanjut ketika saya kuliah, bersama dengan teman saya membuat sebuah Ebay Shop menjual barang-barang keramik dan berjualan Zippo di mall dengan system konsinyasi dengan pemilik toko. Ketika pulang ke Indonesia saya cukup beruntung bisa memulai usaha dengan modal yang lumayan untuk berjualan tas branded. Walau usaha utama nya adalah jualan tas branded, dikala iseng saya juga berjualan Headphone Premium dan mainan. Disamping itu, saya juga memulai usaha fund-raising di tempat ibadah untuk mengumpulkan dana dengan berbagai cara. Menjual makanan setiap selesai ibadah, membuat sebuah festival, bahkan sampai terpikirkan untuk berjualan merchandise (sampai akhirnya anak-anak yang saya didik di tempat ibadah pun tertular).
Frame of mind yang saya pakai ketika saya memulai sebuah usaha adalah apa yang bisa saya create sehingga menambah value untuk orang lain. Tetapi yang saya tulis sebelum ternyata saya salah kaprah. Saya baru disadarkan ketika mentor saya mendapat pencerahan dari mentor nya (Meta-Mentor kalau kata Neuro Semantics hahaha…). Beliau berkata sebenarnya ketika kita mau membuat usaha, yang perlu dipikirkan adalah value apa yang dibutuhkan oleh calon customer kita, bukan value apa yang kita dapat berikan. Value yang dapat kita berikan belum tentu juga adalah value yang diperlukan oleh calon customer. Sehebat apapun value yang dapat kita berikan di dalam bisnis atau usaha kita akan jadi percuma kalau tidak sesuai dengan value yang dibutuhkan oleh calon customer kita.
Ketika kita sudah mengerti value apa yang dibutuhkan oleh customer kita, maka barulah kita mencari di pikiran internal kita. Apa yang dapat saya lakukan atau kerjakan atau buat untuk memenuhi kebutuhan value customer saya dengan cara yang lebih baik, efisien, berkualitas dan lebih cepat daripada competitor yang ada? Jawaban dari pertanyaan ini seperti akan menaruh produk atau jasa saya selaras dengan apa yang dibutuhkan customer. Dan kalau memang sudah selaras, otomatis menjualnya pun diharapkan akan menjadi jauh lebih mudah.
Ini hanyalah satu aspek dari memulai sebuah usaha. Tapi memikirkan calon customer kita dan value apa yang mereka butuhkan perlu menjadi salah satu langkah pertama sebelum kita memikirkan jenis usaha apa yang ingin kita geluti. Lebih baik melakukannya di awal daripada kita baru menyadarinya setelah semua usaha yang kita lakukan menjadi sia-sia.
Irvan Irawan Jie